Kecanduan Game Online, Remaja Asal Gresik Diduga Miliki Perilaku Konsumtif
GRESIK— Seiring berjalannya waktu
dan berkembangnya teknologi, banyak sekali kebiasaan kita yang berubah, salah
satunya dalam memilih permainan. Jika dulu para anak-anak dan remaja memilih
untuk memainkan permainan tradisional seperti petak umpet dan gobak sodor, di
era sekarang ini para anak-anak dan remaja lebih memilih untuk bermain game
melalui gawai mereka atau bisa juga disebut game online.
Game
online adalah permainan yang biasanya dimainkan melalui jaringan internet dan
sejenisnya, serta selalu menggunakan teknologi terkini seperti modem dan
koneksi kabel. Game online pertama kali muncul di Indonesia pada tahun 2001
ketika BolehGame dirilis Nexia Online, sebuah game RPG dengan grafis sederhana
berbasis 2D, semenjak inilah game online semakin berkembang dan ramai peminat.
Keberadaan
game online sendiri menimbulkan banyak perdebatan, dikarenakan adanya perbedaan
pendapat dari pihak yang menganggap bahwa game online itu berdampak negatif dan
pihak yang menganggap bahwa game online aman-aman saja. Di lingkungan sekitar
kita, tidak jarang ditemukan dampak negatif dari game online, seperti malas
belajar, lupa waktu, dan perilaku konsumtif.
Para
remaja pecandu game diduga memiliki perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif
merupakan perilaku yang berorientasi pada kebutuhan masa sekarang daripada ke
kebutuhan masa mendatang. Perilaku tersebut berupa membeli suatu barang yang
tidak terlalu bernilai dan hanya mementingkan kesenangan duniawi tanpa
memikirkan di masa yang akan datang.
Seperti
halnya pada Rizky, remaja dari Gresik yang menyukai game online khususnya Mobile
Legends. Rizky mengatakan bahwa ketika bermain game kerap kali ia tergoda akan event yang
diadakan. Ia berkata bahwa event yang diadakan di game Mobile Legends
ini sangatlah beragam, bahkan setiap bulan bisa muncul event baru. "Waktu
awal main game ini, sebenarnya aku ga terlalu ngikutin setiap event. Tapi waktu
itu ada event game ini yang collab dengan anime kesukaanku, akhirnya aku
mutusin buat ikutan event ini, berhubung setelah ngikut event ini akun aku jadi
kelihatan bagus, jadinya secara ga sadar setelah itu aku selalu top up supaya
akunku makin enak buat dilihat," ucap Rizky Jafar (19/11/23)
Selain
itu, hal seperti ini juga terjadi pada seorang remaja perempuan bernama Bella
Safa. Jika biasanya anak perempuan kerap mengeluarkan uangnya pada kosmetik,
berbeda dengan Bella, ia justru mengeluarkan uangnya dalam game online. Bella
mengaku bahwa ia seringkali mengikuti event pada game online, ia mengikuti event yang ada dengan menabung uang jajan
yang diberikan orang tuanya. "Biasanya event yang akan muncul tu selalu
diberi tau sebulan sebelumnya, jadi saat tau ada event bagus yang mau muncul
khususnya event hero kesukaanku, aku langsung nabung sejak saat itu. Jadi uang
saku yang dikasi sama ayah aku bagi jadi 3, yang satu untuk jajan, untuk beli
skincare, dan yang terakhir ya buat ikutan event hero," ujar Bella Safa
(19/11/23). Bella juga menambahkan bahwa event yang diikuti memiliki harga yang
berbeda, hal ini bergantung pada jenis kelangkaan event tersebut.
Selain
Bella, Ahmad Rizal pelajar dari Gresik juga mengalami hal yang sama. Ahmad
mengatakan bahwa ia kebanyakan menghabiskan uang sakunya pada game online. Hal
ini dikarenakan Rizal merasa bahwa skin yang muncul pada setiap event sangatlah
menarik untuk dimiliki, sehingga ia pun tidak dapat menahan hasrat untuk
membeli. "Skin dari event tu pada bagus efeknya, terus hero yang aku punya
banyak, jadinya tiap ada event muncul tuh rasanya pengen punya mulu, seperti
terhipnotis gitu," ucap Ahmad Rizal (21/11/23)
Nama:
Natasya Desvita P
NIM:
23041184521
2023
U
Comments
Post a Comment