Baliho Capres 2024 Menjadi Polusi Jalanan


*Baliho Capres 2024 Menjadi Polusi Jalanan*

Surabaya, 31 Oktober 2023 - Dalam persiapan menyambut pemilihan presiden tahun 2024, baliho-baliho calon presiden (capres) telah mulai bermunculan di seluruh penjuru kota. Namun, fenomena ini tidak hanya memicu perdebatan politik, tetapi juga menjadi perbincangan tentang polusi visual di jalanan.

Para calon presiden dan tim kampanye mereka telah meluncurkan berbagai baliho yang menghiasi jalan-jalan utama, pusat perbelanjaan, dan bahkan di dekat rumah-rumah penduduk. Namun, keberadaan berlebihan dari baliho-baliho ini mulai mengganggu ketertiban jalanan dan merusak estetika lingkungan. Baliho tersebut berukuran 4x6 meter yang berisi foto capres Ganjar Pranowo dengan Jokowi selaku Presiden RI yang masih menjabat.

Sebagian masyarakat mengeluh bahwa baliho-baliho tersebut telah menutupi pemandangan kota yang biasanya indah. "Saya merasa sulit untuk menikmati pemandangan kota ini dengan begitu banyak baliho di sekitar," kata Mira, seorang warga Surabaya. "Mereka merusak keindahan jalanan Kota Surabaya."

Selain itu, baliho-baliho besar ini juga dapat menjadi gangguan lalu lintas dan menyebabkan kemacetan. Pemasangan baliho di tempat-tempat strategis seperti persimpangan jalan, perempatan, dan bundaran lalu lintas telah membuat beberapa pengemudi merasa kesulitan untuk melihat lalu lintas di sekitarnya.

Beberapa kalangan mendesak pemerintah setempat untuk mengatur lebih ketat pemasangan baliho kampanye, dengan membatasi ukuran, lokasi, dan jumlah baliho yang dapat dipasang. Mereka juga meminta agar baliho-baliho tersebut dipasang pada tempat-tempat yang lebih sesuai, seperti spanduk kampanye atau tempat khusus.

Sementara baliho capres 2024 memang menjadi sarana kampanye yang penting, perlu ditemukan keseimbangan antara hak untuk beriklan dan menjaga keindahan lingkungan serta ketertiban lalu lintas. Diharapkan akan ada tindakan dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah polusi jalanan ini dalam waktu dekat.


Salah satu pengguna jalan mengungkapkan keprihatinannya terkait dampak baliho capres terhadap pariwisata. "Surabaya bergantung pada keindahan _Light of City_ dan kita harus menjaga daya tariknya. Polusi visual ini bisa mengusir wisatawan yang datang ke sini," katanya. Ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menemukan solusi yang menguntungkan semua pihak.

Tidak hanya masalah estetika, baliho-baliho capres yang tersebar di seluruh kota juga menciptakan tantangan dalam hal keamanan lalu lintas. Kondisi lalu lintas di beberapa titik di Surabaya dan kota-kota lain di Jawa Timur semakin memburuk, terutama selama jam-jam sibuk. Pengendara mengeluh bahwa baliho-baliho yang dipasang di dekat persimpangan dan jalan utama seringkali menghalangi pandangan mereka, menyebabkan potensi kecelakaan.


Mengatasi masalah polusi jalanan akibat baliho capres 2024 bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan kerja sama antara pihak berwenang, calon presiden, dan tim kampanye mereka, serta masyarakat sipil. Upaya harus dilakukan untuk membatasi jumlah baliho, mengatur lokasi pemasangan, dan menentukan ukuran yang sesuai.

Selain itu, alternatif lain seperti menggunakan spanduk kampanye atau media digital mungkin perlu dipertimbangkan untuk mengurangi dampak polusi visual ini. Peraturan yang lebih ketat tentang iklan politik di ruang publik juga bisa menjadi solusi.

Sementara para calon presiden berusaha untuk memenangkan hati pemilih, mereka juga harus memperhatikan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan ketertiban jalanan. Memastikan bahwa kampanye politik tidak merusak estetika kota, tidak mengganggu lalu lintas, dan tidak merugikan pariwisata adalah langkah yang bijak untuk menjaga harmoni dalam proses demokrasi yang sedang berlangsung.

M. D. Mameru Alam

Comments