"Wayang Goes Digital: Merayakan Pertunjukan Tradisional Secara Virtual"
Di era digital ini, keberlanjutan
seni tradisional menjadi semakin penting untuk dipertahankan. Salah satu bentuk
seni tradisional yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan budaya adalah
pertunjukan wayang. Namun, dengan perkembangan teknologi, sekarang kita dapat
merayakan keindahan dan keunikan pertunjukan wayang tanpa harus hadir secara
langsung di panggung. Inilah era di mana seni tradisional seperti wayang telah
menjelma menjadi pengalaman virtual yang dapat diakses oleh siapa saja di
seluruh dunia.
Pertunjukan wayang merupakan
warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai tradisional. Dengan
tokoh-tokoh seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong, wayang memberikan
cerita-cerita klasik yang sarat dengan makna moral dan hiburan. Namun, dalam
beberapa tahun terakhir, kesulitan untuk menarik minat generasi muda terhadap
pertunjukan wayang secara langsung telah menjadi tantangan. Dalam upaya untuk
tetap relevan dan dapat diakses oleh berbagai kalangan, seniman dan tokoh
wayang telah mencari cara inovatif untuk menyampaikan pesan-pesan tradisional
ini.
Salah satu langkah inovatif yang
diambil adalah transformasi pertunjukan wayang ke dalam bentuk virtual. Kami
berbicara dengan tiga narasumber yang memiliki kontribusi besar dalam
mengadaptasi wayang ke dalam era digital ini.
Mengutip pesan dari salah satu
dalang ternama di Indoneisa saat pagelaran wayang kulit dalam rangka Festival
Hari Wayang sedunia tanggal 7 November 2023.
Ki Anom Suroto, seorang dalang
terkemuka yang telah memperkenalkan pertunjukan wayang kulit ke berbagai
negara, menjadi salah satu pelopor dalam menghadirkan wayang secara digital.
Melalui platform daring, Ki Anom Suroto menciptakan pertunjukan wayang yang
dapat diakses oleh penonton dari seluruh penjuru dunia.
"Saya melihat pentingnya
menghadirkan wayang ke dalam dunia digital agar pesan-pesan luhur yang
terkandung dalam cerita wayang tetap dapat diwariskan kepada generasi muda yang
cenderung lebih terhubung dengan teknologi," ungkap Ki Anom Suroto. "Dengan
memadukan tradisi dan teknologi, kita bisa menciptakan jembatan antara masa
lalu dan masa kini."
Melalui platform daring, Ki Anom
Suroto tidak hanya menyelenggarakan pertunjukan wayang secara langsung tetapi
juga memberikan akses kepada penonton untuk menonton ulang pertunjukan tersebut
kapan pun mereka mau. Selain itu, ia memperkenalkan fitur interaktif di mana
penonton dapat berpartisipasi dalam pertunjukan, bertanya langsung kepada
dalang, dan berbagi pengalaman.
Melihat sudut pandang lain dari
penonton wayang, begini pengakuan dari Mustakim (54) seorang penggemar wayang.
"Sudah berpuluh-puluh tahun
saya menjadi seorang penggemar wayang. Bukan karena satu atau dua hal melainkan
wayang tidak hanya mengandung nilai-nilai budaya, tetapi juga banyak pesan
moral yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak. Melalui penggunaan
teknologi, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan
interaktif," jelas Mustakim
Wayang virtual tidak hanya menjadi
hiburan semata tetapi juga sarana pembelajaran yang efektif. Dengan menampilkan
cerita-cerita yang bersifat mendidik, pertunjukan wayang dapat membantu
membentuk karakter anak-anak dan membuka wawasan mereka terhadap kekayaan
budaya Indonesia.
Bisa dikatakan wayang tidak hanya
bisa dinikmati oleh para golongan tua. Narasumber kali ini datang dari generasi
Z, ialah Haikal anak kecil berusia 8
tahun mengaku hafal dengan beberapa
karakter-karakter atau tokoh di pewayangan. Sejak kecil orang tuanya
melihatkan pertunjukan wayang dengan hp miliknya melalui laman YouTube. Orang
tua Haikal mengatakan bahwa Haikal termasuk anak yang berbeda dari yang lain.
Rata-rata anak yang seumurannya suka melihat animasi-animasi lucu, belajar
membaca, atau sejenisnya. Tapi tidak dengan Haikal kalau main YouTube wajib
nonton wayang.
Dalam kesimpulan, pengembangan
pertunjukan wayang ke dalam ranah digital bukan hanya sekadar adaptasi terhadap
perkembangan zaman tetapi juga upaya untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya
yang berharga. Dengan bantuan teknologi, pertunjukan wayang menjadi lebih dapat
diakses oleh berbagai kalangan, memastikan bahwa pesan-pesan tradisional tetap
hidup dan relevan dalam konteks zaman modern.
Nama:
Mochammad Daky Mameru Alam
Kelas:
2023 U
NIM:
23041184390
Comments
Post a Comment