Apa Benar ‘Cinta Pandangan Pertama’ Sulit Dilupakan?
MameruNews.com - Sebuah studi dari Harvard Medical School tahun 2017 menemukan bahwa otak akan mengalami banyak hal ketika kita jatuh cinta. Berbagai macam hormon kebahagiaan akan dilepaskan sehingga kita merasakan lonjakan emosi yang intens di kala itu.
“Cinta pandangan pertama itu ibarat merokok. Sekali mencoba akan keterusan sampai kapanpun,” ujar Nabila
Nabila (19) mengungkapkan bahwa pertama kali bertemu cinta pertamanya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada usia 14 tahun. SMP merupakan masa-masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa dimana pasti akan ada hal yang membuat seseorang menjadi penasaran, salah satunya yakni perihal cinta.
“Saat itu aku belum berani mengungkapkan rasa cinta kepadanya. Karena yang pertama malu dan gengsi, yang kedua tidak tahu harus ngomong apa,” ujarnya
Ia juga menyadari bahwa cinta pandangan pertama sangat sulit untuk dilupakan. Hingga saat ini ia masih mengingat dengan jelas bagaimana paras seseorang yang disukainya saat itu meskipun sudah tidak bertemu sejak lulus dari SMP. Sepertinya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk melupakan dia (orang yang ia sukai). Dalam percakapan yang cukup lama Nabila mengkonfirmasi bahwa ia sedang jomblo dan tidak dalam hubungan spesial dengan siapapun.
Sedangkan penelitian dari ilmuwan kognitif di MIT menjelaskan bahwa kita mengalami pemrosesan puncak dan kekuatan memori sekitar usia 18 tahun. Di usia inilah kita mengalami banyak pengalaman pertama, tidak terkecuali cinta pertama.
Berbeda dengan Nabila, Risma (20) mengaku bahwa pengalamannya saat menyukai seseorang pertama kali dalam hidupnya penuh kejutan dan plot twist. Karena di usianya yang saat itu terbilang masih belum layak untuk berpacaran.
“Susah-susah gampang dan ada senengnya juga sih. Aku nyebutnya cinta monyet kali ya,” kata Risma
Risma menambahkan pada saat itu ia masih duduk di kelas 6 SD. Sehingga sulit untuk mengontrol emosi satu sama lain. Senengnya ketika mengerjakan tugas di kelas, jadi semangat karena merasa kalau dirinya harus cari perhatian dan mampu memberikan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
“Saat ini sudah tidak pernah berkomunikasi lagi. Sudah lost contact sejak pertengahan SMP,” ujar Risma
Ia mengklaim bahwa cinta pandangan pertama bisa dikatakan indah. Namun, bukan berarti hanya stuck pada satu anak saja di masa lalu. Mungkin saat itu ia pernah memberikan sebuah cerita atau warna dalam kehidupan kita. Saat ini kita harus fokus dengan apa yang akan kita lakukan untuk masa depan.
Ada fakta menarik dari sebuah penelitian dari Department of Psychology, University of Zurich yang mengamati 500 pertemuan yang dilakukan 400-an partisipan berusia 20-an, baik lewat survei daring, studi lab, dan kencan yang berlangsung 90 menitan.
Menariknya, 'cinta pada pandangan pertama' terlihat pada calon pasangan yang skor tampilan fisiknya tinggi. Demikian seperti dilaporkan Livescience. Kedua, kendati 60 persen partisipan adalah wanita, namun partisipan pria justru lebih banyak melaporkan 'cinta pada pandangan pertama'. Bahkan mayoritas perasaan itu tidak berbalas, artinya bila ada pasangan yang sama-sama merasakan 'cinta pada pandangan pertama' secara spontan, maka ini tergolong 'langka'.
Fakta unik lainnya disampaikan oleh Wulan (19) yang mengaku cinta pandangan pertama itu menyakitkan. Pasalnya, ia sempat ditolak oleh seorang pria yang ia sukai saat SMP. Bermula ketika ingin memberikan sebuah produk coklat kepadanya. Wulan menuturkan respon dari laki-lakinya sangat tidak menghargai effortnya saat itu. Laki-laki yang ia sukai saat itu menolak pemberiannya sehingga membuat Wulan kecewa dengan dirinya.
“Sejak saat itu saya trauma nembak duluan. Cinta pandangan pertama tidak selamanya indah, contohya saya hehehe,” ucap Wulan
NAMA: MOCHAMMAD DAKY MAMERU ALAM
KELAS/NIM: 2023U/ 23041184390
Comments
Post a Comment