Tantangan Keuangan dan Hubungan Menjadi Beban Bagi Gen Z

 27,November,2023


Deloitte kembali melakukan survei terhadap gen Z dan milenial. Dalam temuannya, Deloitte menyebut kedua generasi tersebut kerap dilanda stres dan kecemasan. Namun, proporsi gen Z diyakini lebih besar.


Sebanyak 46% gen Z mengatakan bahwa mereka stres atau cemas hampir sepanjang waktu. Ini konsisten dengan hasil survei Deloitte selama dua tahun terakhir.


"Ini sebanding dengan 38% generasi milenial, yang tingkat stresnya perlahan menurun dari 44% pada 2020.

Salah satu pemicu utama stres finansial di kalangan Gen Z dan Milenial adalah beban utang yang semakin meruncing. Utang pendidikan menjadi momok menakutkan bagi banyak individu muda, yang seringkali harus membayar pinjaman mahasiswa dengan gaji yang belum menjamin kestabilan finansial mereka. Ketidakpastian pekerjaan juga turut berperan, dengan tingkat pengangguran yang fluktuatif dan sulitnya memperoleh pekerjaan dengan tunjangan yang memadai.

Seperti kata Noor (18) “ menurut saya mereka stress karena kebanyakan dari mereka tidak mempunyai yang namanya skill untuk mengatur budget mereka serta gaya hidup yang fomo yang mengakibatkan boros” 

Noor juga menambahkan mengenai stress gen z terhadap akses ke pekerjaan yang mapan agar masa depan aman “sangat mempengaruhi karena keterbatasan akses mereka kepekerjaan berarti mereka memiliki keterbatasan finansial juga karena pekerjaan merupakan salah satu sumber finansial mereka.”


Menurut survei terbaru, sebagian besar Gen Z dan Milenial merasa tertekan oleh tanggungan utang mereka, yang pada gilirannya memengaruhi kesejahteraan mental mereka. Kekhawatiran akan masa depan finansial yang tidak pasti seringkali membatasi kemampuan mereka untuk merencanakan dan menikmati kehidupan secara menyeluruh.

Tidak hanya beban keuangan yang menjadi pemicu stres, tetapi hubungan pribadi juga terdampak oleh ketidaksetaraan ekonomi. Dalam banyak kasus, perbedaan pendapatan antara pasangan yang mengakibatkan stress di hubungan asmara


"Pasangan muda seringkali menghadapi ketidaksetaraan ekonomi yang signifikan, terutama jika satu pasangan memiliki pekerjaan yang lebih mapan daripada yang lain," kata ahli hubungan, Dr. Sarah     


Fikri (18), "Menurut saya kenapa dalam menjalin hubungan asmara itu bisa juga membuat kita stress secara finansial itu dikarenakan pasangan kita juga selalu menuntut untuk jalan-jalan keluar sehingga membuat kita harus menyiapkan dana lebih."


Tingkat stres finansial yang tinggi tidak hanya berdampak pada keuangan, tetapi juga pada kesejahteraan mental. Generasi Z dan Milenial sering kali merasa tertekan dan cemas mengenai masa depan mereka, terutama jika mereka menghadapi kesulitan keuangan yang signifikan.


Fikri (18) juga berkata “perbedaan pandangan itu sangat lah berpengaruh terhadap finansial mereka karena orang yang lebih mengerti mengenai investasi pasti lebih mengerti tentang finansial mereka dan kapan mereka bisa dapat pemasukan dan kapan harus mengeluarkannya.”

Mengatasi tantangan ini memerlukan pendekatan holistik. Penting bagi lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan Gen Z dan Milenial, membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan pribadi mereka. 

Selain itu, dukungan komunitas juga dapat membantu mengurangi isolasi dan tekanan yang dirasakan oleh individu muda. Program mentoring, lokakarya keuangan, dan forum diskusi dapat menjadi sarana bagi Gen Z dan Milenial untuk berbagi pengalaman, belajar satu sama lain, dan menemukan solusi bersama. 

Menurut Akbar (20) komunitas juga bisa berperan penting karena kitab isa mendapat pengalaman dari banyak orang agar kita juga bisa menyiapkan hal-hal yang sekira penting untuk dikeluarkan dan mana yang harus ditabung 





Arya Wiratama Akbar

23041184300 

Comments